Selama 30 menit, Faisal membacakan Berita Siang edisi 9 September 2025, yang memuat beragam informasi mulai dari perkembangan pemerintahan di kabupaten/kota se-Kaltim, berita olahraga, hingga isu-isu aktual lainnya.

Usai siaran, Faisal mengaku menikmati pengalaman tersebut meskipun harus kembali mengingat teknik penyiaran yang pernah dipelajari.

"Deg-degan? Enggak juga, tapi memang harus mengingat lagi bagaimana tekniknya. Saya have fun, senang, bahkan pengen jadi Penyiar lagi," ungkapnya sambil tersenyum.

Momen siaran juga memberikan kesempatan untuk bermain dengan peralatan siaran, termasuk mixer volume.

“Saya suka memainkan ini sejak kecil, naik-turun volume itu sudah seperti hobi,” ujarnya sambil tertawa.

Faisal menilai RRI memiliki peran strategis dalam menyebarkan informasi di Kaltim, terutama karena jangkauannya yang luas hingga ke pelosok yang sulit diakses media konvensional lainnya.

 “Itulah kenapa saya ingin terus bersinergi dengan RRI. Daya jangkau RRI se-Kaltim luar biasa, bahkan sampai ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Radio ini tetap yang terbaik di Kaltim,” tegasnya.

Menurutnya, meski radio swasta di Kaltim cukup banyak, nama RRI sudah melekat kuat di benak masyarakat. Momentum HUT ke-80 ini, kata Faisal, menjadi pengingat bahwa radio masih relevan dan memiliki daya tarik tersendiri.

Ketika ditanya mengapa masyarakat harus mendengarkan RRI, Faisal menekankan bahwa RRI telah bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.

"RRI sekarang sudah berubah. Tidak seperti yang kita bayangkan dulu. Sudah update, mengikuti kekinian, dan yang pasti sumber informasinya sangat terpercaya," tutupnya.

Peringatan Hari Radio ke-80 ini sekaligus menjadi momen untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga penyiaran publik dalam menghadirkan informasi yang akurat, terpercaya, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Kalimantan Timur. (Red)