Edi/Awek selaku Ketua RT 03, mewakili Kepala Desa Bantarjaya, menegaskan bahwa Hajat Bumi bukan hanya pesta rakyat, melainkan juga bentuk rasa syukur dan sarana memperkuat persatuan.
“Saya bahagia melihat antusiasme warga yang berbaur dan bersyukur bersama. Tradisi ini menghidupkan kembali semangat gotong royong dan kebersamaan. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Kampung Selang Bantarjaya maupun Selang Bantarsari yang sudah bekerja sama untuk menyukseskan acara Hajat Bumi ini,” ucapnya.
Rangkaian acara dimulai dengan arak-arakan hasil bumi berupa sayuran, palawija, kelapa, dan tumpeng yang diiringi kesenian tradisional khas Sunda seperti jaipongan dan odong-odong. Hasil bumi tersebut kemudian dibagikan kepada warga sebagai simbol keberkahan.
Bokin selaku Ketua Panitia Hajat Bumi menjelaskan bahwa Hajat Bumi atau Ngaruwat Bumi memiliki makna mendalam. Ngaruwat berarti merawat atau menjaga. “Tradisi ini mengingatkan kita untuk menjaga hasil bumi dan menumbuhkan rasa saling menghormati,” ujarnya.
Lanjut Bokin menjelaskan bahwa prosesi ini merupakan salah satu rangkaian dari Hajat Bumi sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen, baik di sawah maupun kebun. “Hajat Bumi digelar mulai hari ini. Harapannya, melalui acara ini akan bertambah berkah dan nikmat bagi masyarakat Kampung Selang Bantarjaya dan Selang Bantarsari pada khususnya serta masyarakat pada umumnya,” tutupnya.
Sementara itu, Ata selaku tokoh masyarakat dalam sambutannya mengatakan bahwa hari ini warga merayakan tradisi Hajat Bumi yang rutin diselenggarakan oleh warga Kampung Selang Bantarjaya maupun Kampung Selang Bantarsari dalam kemasan acara budaya Ngabumi. “Ini merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi kita semua. Hajat Bumi bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan nikmat yang telah diberikan,” ucapnya.
Ata juga mengungkapkan bahwa melalui Hajat Bumi, masyarakat diingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan lingkungan hidup. Ia menegaskan bahwa seluruh elemen masyarakat harus terus berusaha melestarikan tradisi ini dan menjadikannya momentum untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.
“Sebagai tokoh masyarakat, saya berkomitmen untuk terus mendukung dan melestarikan tradisi Hajat Bumi, serta mengembangkan potensi budaya dan pariwisata di daerah kita. Mari kita terus jaga dan lestarikan tradisi ini untuk generasi mendatang,” pungkas Ata kepada wartawan.
Sebagai puncak acara, warga disuguhkan hiburan Topeng Betawi semalam suntuk yang menjadi magnet hiburan hingga larut malam. Dengan semangat kebersamaan, Hajat Bumi kembali menjadi simbol pelestarian budaya serta pengikat persatuan masyarakat Desa Bantarjaya dan Bantarsari.***Samsudin




























